Sampai hal itu terjadi ke diri gw sendiri ketika memasuki dunia kerja. Jadi lulusan UI, dapat predikat Mahasiswa Berprestasi, predikat Cum Laude, dan lulusan S1 hanya 3 tahun, ternyata membuat gw congkak (meski gw defensif klo ada yang nganggep gini saat itu). Gw merasa cemerlang di dunia akademis = berprestasi di dunia kerja.
Ternyata gak selalu!
Memulai karir di sebuah law firm besar, gw dituntut punya mentalitas kuat dan paling penting ‘reliable'. Faktanya, gw bukan pekerja yang berkinerja baik. Dimarahin sana-sini karena kesembronoan gw atau memang I simply didn’t care because I thought I was too smart for doing some small stuffs?
Gw menyalahkan kantor dan mencari tempat kerja yang baru. Hasilnya? Sama aja! Gw ga bisa deliver the job as expected.
Gw inget ada senior yang bilang “Mungkin mudah buat lo didepan interviewer memberikan great first impression karena faktor lulusan dan prestasi lo selama di kampus. Tapi sayang banget kalau ekspektasi yang dimiliki interviewer berbanding terbalik dengan kinerja lo yang tidak sesuai CV.”
Jlebb… Itu ‘aha’ moment yang membuat gw mikir “What did I do wrong?”
Pas di US, gw melihat bagaimana mayoritas mahasiswa S1 disana harus bekerja (bahkan sejak dari SMA) jadi cleaning service, baby sitter, dog walker, dan kerjaan yang mungkin disini dianggap 'kecil' agar bisa membayar student loan kampus.
My boss said "every job is equally important!”
Jadi, apa yang gw pelajari?
IPK tinggi tidak selalu berkorelasi positif dengan performa di dunia kerja. Jadi alumni perguruan tinggi tertentu juga gak menjamin kualitas kita lebih baik kok. Banyak faktor kualitatif yang tidak terekam di IPK dan kampus kita berasal yaitu: sikap, pola pikir, dan mentalitas.
Akhirnya yang bertahan di dunia kerja adalah mereka yang rendah hati mau bekerja sepenuh hati! Attitude matters!
Penulis : Andri Rizki Putra
0 Response to "Freshgrad UI Mengeluh Gaji 8 Juta?"
Post a Comment
Please give comment. Thanks