05 Juni 2015
Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh
Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh
Salam Hormat dan salam Takdim untuk Bapak La Nyalla Ketua Umum PSSI yang dibekukan Menpora. Saya tau tentang Bapak lewat Organisasi Pemuda Pancasila dan Persebaya Surabaya. Dari situlah saya banyak mengikuti sepak terjang Bapak sampai saat ini.
Oh iya Bapak belum kenal
saya kan? Oleh karenanya izinkan saya untuk memperkenalkan diri terlebih
dahulu pak. Nama saya Wildan, saya termasuk salah satu pecinta dan
penikmat sepak bola Indonesia. Sejak kecil saya mengidolakan Persebaya
Surabaya. Nama-nama besar seperti Jacksen F Tiago, Uston Nawawi, Bejo
Sugiantoro, Chairil Anwar, Mat Halil, Mursyied Effendi, Kurniawan Dwi
Yulianto telah menginspirasi saya saat bermain bola di kampung dulu.
Ini sebuah panggilan hati untuk mencintai sepak bola Indonesia. tak
peduli Klub kesayangan saya menang atau kalah yang penting saya bangga
dengan Persebaya sebagai salah satu Klub yang berkompetisi dikasta
tertinggi Indonesia. Ini sebuah gambaran pak, bagaimana cintanya
masyarakat terhadap perkembangan sepak bola di tanah air tercinta ini.
Akhir-akhir ini, Sepak Bola Indonesia kembali menjadi buah bibir.
Hampir tiap hari yang menjadi perbincangan adalah masalah perseteruan
PSSI dengan Kemenpora. Sebenarnya kasus ini bukan hal yang baru. Dulu,
saat Nurdin Halid menjabat Ketua Umum PSSI pemerintah melalui Kemenpora
sempat bersitegang juga dengan PSSI. dimana waktu itu Nurdin masih
ngotot untuk mencalonkan lagi menjadi Ketua Umum. padahal protes dan
demonstrasi dimana-mana menolak sosok Nurdin yang dinilai gagal oleh
Publik.
Itu sama persis dengan kengototan Bapak saat membentuk
KPSI dan membuat kempetisi tandingan serta Timnas Tandingan. Sehingga
Bapak bisa menjadi Wakil Ketua Umum PSSI dan akhirnya saat ini berhasil
merebut PSSI kembali. sayapun tidak kaget kalau Bapak dan Nurdin
sama-sama ngotot ingin menguasai PSSI. maklum masih dalam satu gerbong
(Bakrie Grup).
Jujur
Pak, saya salah satu orang yang sangat tidak setuju dengan kembalinya
orang-orang lama (Pasukan Bakrie Grup) ke tubuh PSSI. bagi saya
orang-orang seperti Bapak, Hinca Panjaitan, Tony Apriliani dan yang
lainnya tidak pantas lagi untuk menangani PSSI. Sudah menjadi rahasia
umum belasan tahun sepak bola Indonesia dikuasai Dinasti bakrie lewat
tangan Nurdin dan Nirwan bakrie tak menghasilkan apa-apa. Saya yakin
Masyarakat luas sudah tahu hal itu.
Dibawah rezim Bakrie
Sepakbola Indonesia tertinggal dari Negara-negara tetangga. Tak hanya
itu mafia bola semakin merajarela, pengaturan skor terjadi dimana-mana,
bahkan sepakbola sudah menjadi komoditas politik salah satu partai yang
tak lain dipimpin oleh penyokong utama di PSSI. maka wajar pemerintah
melalu Menpora bersikap tegas dengan membekukan PSSI.
Saya ketawa saat Bapak dan kelompoknya mencoba membangun Opini tentang
bahayanya sanksi FIFA kalau pembekuaan PSSI oleh Menpora tidak di
cabut. Bapak tiba-tiba menjadi pahlawan kesiangan yang seakan-akan
sangat peduli terhadap nasib sepak bola Indonesia.
Padahal saya
ingat betul ketika Bapak mengobok-ngobok PSSI yang sah saat kepemimpinan
Djohan Arifin Husein. Apakah Bapak masih ingat saat membentuk kompetisi
tandingan diluar kompetisi yang sah di bawah PSSI? Apakah Bapak masih
Ingat saat membentuk Timnas Tandingan? Dan apakah masih ingat juga
ketika Bapak membuat PSSI tandingan versi KPSI itu? Masih ingatkan itu
semua pak?
Gara-gara ulah Bapak, Indonesia hampir di sanksi oleh
FIFA. Untung saja Menpora waktu itu melunak dan mau menuruti kemauan
Bapak untuk masuk kembali ke tubuh PSSI.
Masih segar dalam
ingatan saya, saat Bapak menjabat ketua PSSI versi KPSI beberapa tahun
yang lalu. Bapak pernah mengatakan kalau Sepak Bola Indonesia tidak
masalah di Sanksi Oleh FIFA karena hal itu wajar. Bahkan Bapak juga
mengkalim kalau ancaman sanksi FIFA saat itu adalah murni kesalahan
mutlak dari PSSI yang di nahkodai Djohar Arifin Husein.
Anak
buah Bapak yang bernama Toni Apriliani juga pernah mengatakan kalau KPSI
tidak khawatir dengan Sanksi FIFA. Menurutnya, Indonesia tidak masalah
di Sanksi. Sepakbola Indonesia mulai dari nol itu lebih baik. Alasannya,
sepakbola Indonesia waktu itu berada dalam kondisi semrawut dan harus
diperbaiki dari dasar yaitu dengan cara menyusun kepengurusan baru.
Lalu, kenapa sekarang Bapak berubah fikiran? Bukankah Bapak dulu
(waktu masih belum jadi Ketua PSSI) paling berani melawan statuta aturan
FIFA? Tapi Kenapa saat ini Khawatir dan takut dengan Sanksi FIFA pak?
Apa karena ambisi Bapak untuk menguasai PSSI kembali sudah tercapai?
Atau karena apa pak?? (Ah, sudahlah. Hanya Bapak dan Tuhan yang bisa
menjawab).
oh iya Pak,
beberapa hari yang lalu Sekjen Bapak yang bernama Azwan Karim sempat
mengatakan bahwa prestasi timnas U-19 yang berhasil menjadi juara AFF
serta lolos ke Piala Asia 2014 itu sebuah keberhasilan PSSI dalam
mengelola Timnas. padahal yang saya tau, Keberhasilan Indra Sjafrie
dalam menangani Timnas U-19 justru ketika Evan Dimas dkk itu tidak ada
campur tangan dari PSSI termasuk dari Bapak sebagai ketua BTN waktu itu.
Saya ingata betul, Keberhasilan Timnas U-19 lolos Piala Asia menjadi
harapan masyarakat Indonesia khususnya pencinta sepak bola. Bahkan kita
Optimis Timnas U-19 akan lolos Piala Dunia. Tapi sayang, kebanggaan itu
malah justru dirusak oleh PSSI dengan program Tur Nusantara-nya yang
kacau balau. Timnas U-19 dijadikan sapi perah dengan dipaksakan keliling
Indonesia untuk melakoni laga demi laga. PSSI memanfaatkan popularitas
dan prestasi Timnas U-19 demi keuntungan bisnis belaka.
Prestasi
melejit Timnas U-19 menjadi sorotan seantero negeri ini. termasuk Bapak
selaku Wakil Ketua Umum PSSI sekaligus Ketua BTN. PSSI tak mau
menyia-nyiakanya potensi Evan Dimas dkk dengan ‘menjual’ Timnas U-19
untuk kepentingan sesaat.
Bapak selaku Ketua BTN justru merusak
program jangka panjang Timnas U-19. Garuda Muda dipaksa menjadi sirkus
guna kepentingan komersialisasi PSSI. akibatnya, Program latihan yang
direncanakan oleh Indra Sjafrie hancur berantakan lantaran adanya ikut
campur dari BTN yang diketua oleh Bapak. Strategi dan gaya permainan
Timnas U-19 sudah mulai terbaca tim lawan. Hingga akhirnya Timnas U-19
gagal total di Piala Asia. Inikah yang dinamakan Prestasi?
Bapak La Nyalla yang terhormat,
Bapak pasti sudah mendengar dan mengetahui penangkapan petinggi FIFA
oleh FBI. Seperti yang diberitakan oleh beberapa media sedikitnya ada
sekitar 15 orang ditangkap dengan tuduhan tindak pemerasan, korupsi, dan
konspirasi, pencucian uang yang melibatkan wakil presiden FIFA dan
anggotanya. Kasus ini memang menggemparkan jagat sepak bola dunia. Dan
hal ini menunjukkan bahwa ada masalah serius dengan kondisi Sepak Bola
dunia termasuk di Indonesia.
Oleh karena itu, saya mendukung
langkah mempora yang ingin membenahi tata kelola sepak Bola yang semakin
hari mengkhawatirkan. prestasi Sepak bola Indonesia memang jauh dari
harapan. Apalagi semenjak Bapak dan orang-orang lama kembali masuk ke
struktural PSSI. itu artinya sama saja PSSI dikembalikan ke era Nurdin
Halid yang penuh dengan Mafia, Makelar dan cenderung menjadikan PSSI
sebagai alat politik oleh kelompok tertentu. Hanya bedanya kalau dulu
Ketua Umumnya Nurdin Halid sedangkan saat ini diketuai oleh Bapak
Sendiri. Tapi sebenarnya tidak ada perbedaan diantara bapak dan Nurdin.
Bapak La Nyalla yang terhormat,
Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Bapak, sebaiknya Bapak
mundur saja dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI sebagaimana yang
dilakukan oleh Presiden FIFA. Bapak fokus saja di Golkar dan di Pemuda
Pancasila. Insya Allah itu jauh lebih bermanfaat untuk Bapak. Begitu
juga untuk Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan. Sebaiknya tak usah
lagi cawe-cawe ngurus PSSI. lebih baik fokus di Partai Demokrat sebagai
Sekjen. dan tolong sampaikan ke keluarga Bakrie (ARB/Nirwan) agar tidak
lagi mengejar ambisinya untuk menguasai Sepak Bola. lebih baik fokus
saja menyelesaikan hutang-hutang mereka ke para korban Lapindo Sidoarjo.
Sepak Bola Indonesia biar diurus oleh orang-orang yang lebih kompeten
dari Bapak. Saya yakin seyakin-yakinnya masih banyak orang diluar sana
yang mampu dan bisa mengelola PSSI dengan baik. Dan inilah momentum yang
sangat tepat untuk memulai dari awal agar persepakbolaan Indonesia
benar-benar menjadi kebangaan masyarakat Indonesia.
Bapak La Nyalla yang terhormat,
Mungkin sekiaan dulu dari saya pak. mudah-mudahan surat terbuka ini
bisa dibaca langsung oleh Bapak selaku Ketua Umum PSSI. mohon maaf kalau
ada yang salah.
Saatnya Revolusi Sepak Bola Indonesia..
Selamatkan PSSI, Indonesia Jaya…
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Ach Wildan Al Faizi Al Madury [kompasianacom]
Salam Satu Nyali #ArekBonek1927 WANI
Sumber : Klik Disini
0 Response to "SURAT TERBUKA UNTUK LA NYALLA MATALITTI "
Post a Comment
Please give comment. Thanks