Makalah Mustaqim - Belakangan ini seringkali muncul sekte-sekte ekstrim yg tdk toleran dgn yg tdk sepaham dgn mereka. mereka mengusung satu paham tertentu
untuk dijadikan ideologi bernegara. baik negara Muslim maupun Negara Non muslim.
Bahkan Dalam sejarah Islam sekte ekstrem telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW hidup. Ketika Rasulullah memenangkan perang Thaif dan Hunain dan memperoleh ghanimah (harta rampasan perang) yang melimpah, Rasulullah SAW membagi-bagikan ghanimah di Ja’ranah. Pembagiannya tidak seperti biasa.
Para sahabat Rasulullah SAW yang sudah lama masuk Islam, seperti Abu Bakar Siddiq, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib,
Sa’ad dan lainnya tidak mendapatkan bagian. Namun para sahabat yang baru masuk Islam
mendapatkannya, walaupun kaya raya, termasuk Abu Sufyan dan Al-Bakhtari.
Saat pembagian masih berlangsung, ada seseorang bernama Dzul Khuwaishir dari keturunan Bani Tamim menghampiri Rasulullah
dan memprotes beliau. Ia lalu berkata dengan kasar “Berlaku adillah, hai Rasulullah!” Rasulullah
terkejut, dan berkata; “Celakalah kamu! Siapa yang akan berbuat adil jika aku saja tidak berbuat adil?” Umar bin Khattab berkata; “Wahai
Rasulullah, biarkan kupenggal saja lehernya.” Rasulullah menjawab; “Biarkan saja!”
Dzul Khuwaishirah meninggalkan Rasulullah, dan Rasulullah bersabda; “Akan lahir dari keturunan orang ini kaum yang membaca Al-Qur’an, tetapi tidak sampai melewati batas tenggorokannya (tidak memahami substansi misi-misi Al-Qur’an, dan hanya hafal di bibir saja). Mereka keluar dari agama Islam seperti anak panah tembus keluar dari (badan) binatang buruannya. Mereka memerangi orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala. Kalau aku menemui mereka, niscaya akan kupenggal lehernya seperti kaum ‘Ad.” (HR. Muslim pada Kitab Az-Zakah, bab al-
Qismah).
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW bersabda; “Mereka sejelek-jeleknya makhluk, bahkan lebih jelek dari binatang. Mereka tidak termasuk dalam golonganku, dan aku tidak termasuk dalam golongan mereka.” (HR. Shahih Muslim).
Menurut para ulama, kedua hadits ini menjelaskan bahwa Dzul Khuwaishir akan memiliki keturunan yang meski pun rajin sholat, baik wajib maupun sunah, dan membaca Al Qur’an, namun cara berfikir dan perilakunya sama sekali tidak Islami.
prediksi yang disabdakan Rasulullah tersebut terbukti. Pada tahun ke 40 H dengan dibunuhnya Ali bin Abi Thalib. Yang membunuhnya adalah
Abdur-Rahmân bin Muljam. Bukan orang Yahudi atau Kristen. Orang ini setiap hari berpuasa, setiap malam melakukan shalat malam, hafal
Qur’an, namun pemahamannya tentang agama kurang menguasai secara utuh.
Mereka mengkafirkan Sayyidina Ali, anak yang pertama masuk Islam, menantu Rasulullah, termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga
(al-‘asyratul mubassyiriina biljannah), yang memenangkan perang Khaibar, karena menerima
hukum hasil musyawarah pada peristiwa tahkim (berdamai) dengan Gubernur Syam Muawiyah. Karena tidak berhukum dengan Al-Qur’an, maka kafir dan halal dibunuh. Ini persis seperti yang diprediksikan oleh Nabi SAW.
Orang-orang yang ekstrim atau radikal di awal-awal Islam ini masuk golongan khawarij. Khawarij dianggap sebagai sekte radikal karena sekte ini mengkafirkan semua orang yang berdamai atas
kasus pembunuhan Utsman bin Affan, seperti Ali bin Abi Thalib, Muawiyah, dan lain sebagainya.
Selain itu, selama sekte ini tumbuh dan berkembang pada zaman pemerintahan Bani Umayyah, sekte ini menjadi oposisi pemerintah dengan militansi luar biasa dan nekat, sehingga meski hanya berkekuatan 80 orang, mereka
berani melawan penguasa. Jika di antara mereka ada yang tewas, mereka menganggapnya syahid.
Sekte ini kemudian terpecah menjadi beberapa sekte, di antaranya Al-Azariqah, al-Ibadiyah, an-Najdat, dan Ash-Shufriyah. Yang paling ekstrim adalah sekte Al-Azariqah karena kelompok ini menganggap orang di luar Khawarij adalah kafir.
Orang-orang yang berpikir ektrem atau radikal bermunculan. Berbagai tragedi kekerasan, bom bunuh diri terjadi di mana-mana termasuk di
Indonesia. Sudah banyak yang ditangkap dan diesksekusi, namun tetap saja ada generasi penerusnya. Kini ada organisasi ISIS yang ingin
mendirikan negara Islam.
ISIS didirikan oleh Abu Bakar Al-Baghdadi. ISIS merupakan sempalan dari Al-Qaedah, pimpinan Usamah bin Laden. Mereka ingin mendirikan
khilafah, negara Islam. Siapa saja yang tidak setuju dibunuh. Tentu saja ini bertentangan dengan ajaran Islam.
kenapa Islam di Indonesia kok toleran dan hidup damai berdampingan. Sedangkan di Timur Tengah setiap hari konflik dan perang saudara. Korbannya sudah ratusan ribu. Baik di Irak, Syuriah, Mesir, Yaman dan sebagainya.
Salah satu jawabannya, di Indonesia, organisasi Islam mayoritasnya, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang anggotanya sekitar 70 juta (masing-masing) bersikap toleran. Biasanya suku
besar menindas suku kecil. Partai besar menekan partai kecil. dua organisasi ini mayoritas tapi
melindungi dan menghormati yang minoritas.
dlm Resolusi Jihad NU mengajak umat Islam untuk saling menghormati berdamai meski
berbeda agama, madzhab, golongan, ataupun partai politik. sedangkan Resolusi jihad
Muhammadiyah mengajak Umat Islam untuk saling mengingatkan dlm kebaikan (Amar Ma'ruf nahi munkar).
Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari bersama kakak seperguruannya
pendiri Muhammadiyah KH. AHMAD DAHLAN beserta para ulama yang lainnya, dalam membangun bangsa ini mengemukakan rumusan persaudaraan yang bersemangatkan Islam, dan
persaudaraan yang berasaskan kebangsaan. Islam saja tanpa semangat nasionalisme belum tentu
bisa mempersatukan ummat. Sebaliknya, Nasionalis saja tanpa agama akan kering atau sekuler.
Keberadaan sebuah bangsa dan tanah air sangatlah penting. Maka, para ulama menekankan bahwa menjaga atau membela negara adalah kewajiban warga negara.
Sedangkan, bagi orang yang ekstrim, mereka tak peduli tanah air. Mereka tidak peduli, Indonesia
ini konflik, perang saudara, pecah atau bubar yang penting terbentuk negara sepaham, entah itu paham LIBERAL, Komunis, ataupun Negara
Islam Radikalis. Bagi kita tidak seperti itu. Agama diamalkan, keselamatan bangsa dibela atau
diamankan.
Sebuah pepatah mengatakan (bkn Hadits), man laisa lahu ardhun, laisa lahu taarikh. Waman laisa lahu tarikh laisa lahu dzaakirah (Barang siapa
tidak punya tanah air, tidak punya sejarah.
Barang siapa tidak punya sejarah maka akan hilang).
Wallahu a’lam.
0 Response to "BERAGAMA DAN BERNEGARA "
Post a Comment
Please give comment. Thanks